Kamis, 14 Maret 2013

Pekarya Layang-Layang Seluruh Indonesia Terwadahi

Layang-layang tak hanya mencerminkan kreativitas seseorang, melainkan turut menampilkan identitas suatu daerah. Untuk itulah layang-layang perlu mendapat wadah tersendiri sehingga makin meneguhkan identitas layang-layang sebagai bagian dari budaya Nusantara.
Hal inilah yang melatarbelakangi Kongres Pertama Layang-Layang Indonesia dan Eksebisi Layang-Layang Indonesia yang akan diadakan di Pantai Glagah Indah, Kulonprogo, Yogyakarta, 22-23 Juni mendatang.
Pelaku Pekarya Layang-Layang R. Setio Aji mengatakan, bahwa sampai saat ini belum ada forum komunikasi antar pelayang di Indonesia yang mewadahi kegiatan layang-layang. Padahal, layang-layang adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang mencerminkan identitas suatu daerah.
“Setiap layang-layang di suatu daerah itu memiliki ciri khas tersendiri. Hal ini perlu diwadahi agar daya cipta anak daerah tetap bisa berkembang,” paparnya dalam jumpa pers Kongres Pertama Layang-Layang di Yogyakarta, Rabu (20/6).
Lewat forum komunikasi pekarya layang–layang, akan menambah pengetahuan baik dalam hal pengembangan kreasi, edukasi teknik pembuatan, manajemen even, serta membangun kemitraan yang lebih kohesif dengan pemerintah. Selain itu, pekarya yang tergabung dalam forum komunikasi ini dapat mensosialisasikan seni layang-layang ini kepada masyarakat di daerahnya.
Ketua Panitia Harry Cahya mengatakan, selain forum diskusi antar pekarya layang-layang, juga menjadi starting point untuk menjadikannya sebagai daya tarik wisata Indonesia. Ia juga menambahkan, dalam kongres tersebut akan melibatkan sekitar 300 anak usia TK dan SD. Keterlibatan anak-anak ini berangkat dari keprihatinan akan gencarnya permainan modern yang mengikis daya kreativitas.
“Saat ini anak-anak lebih suka bermain playstation sehingga tidak ada keseimbangan manual motorik. Lewat partisipasi mereka dalam membuat dan bermain layang-layang, sangat melatih kemampuan anak memproduksi sesuatu. Tak hanya itu, anak-anak pun perlu tahu permainan tradisional Indonesia yang mulai kian ditinggalkan,”katanya.
Penasehat Kegiatan GBPH Prabukusomo mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin. Pasalnya, kegiatan ini merangsang kreativitas yang sangat luar biasa serta meningkatkan promosi wisata Indonesia.“Bila layang-layang ini digarap dengan serius, layang-layang bisa merangsang pelaku industri lainnya. Pasalnya, layang-layang adalah karya yang memiliki nilai seni tinggi," tambahnya.
Kongres pertama Layang-Layang Indonesia diikuti oleh 22 daerah di seluruh Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, akan diterbangkan layang-layang Garuda Pancasila yang diapit oleh 1.000 layang–layang merah putih. Bahkan seluruh layang-layang hasil kreasi daerah juga turut diterbangkan yang menjadi simbol keragaman budaya nusantara.

0 komentar: